Desa Dolok Manampang yang ada di Kecamatan Dolok Masihul memiliki sejarah panjang yang dimulai sekitar tahun 1890 dengan kedatangan suku Simalungun yang berprofesi sebagai petani. Nama “Dolok Manampang” sendiri berasal dari bahasa Simalungun, dimana “Dolok” berarti gunung dan “Manampang” berarti pembibitan. Jadi, Dolok Manampang berarti “Gunung Tempat Pembibitan”. Nama ini mencerminkan kegiatan masyarakatnya yang sebagian besar terlibat dalam pembibitan tanaman di sekitar bukit-bukit.
Awalnya, Desa Dolok Manampang terbagi menjadi enam kepenghuluan. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1946, kepenghuluan-kepenghuluan tersebut digabung menjadi satu kampung atau desa yang dikenal dengan nama Desa Dolok Manampang.
Seiring berjalannya waktu, Desa Dolok Manampang tidak hanya dihuni oleh etnis Simalungun, tetapi juga oleh berbagai suku lain seperti Jawa, Karo, Minang, Sunda, Tapanuli, Melayu, Banjar, dan lainnya. Kedatangan suku-suku lain ini diterima dengan tangan terbuka oleh suku Simalungun sebagai penduduk asli. Toleransi antar suku, agama, dan ras di Desa Dolok Manampang telah terjalin secara sinergis dan harmonis sejak dulu. Hal ini dibuktikan dengan kepemimpinan desa yang silih berganti dipegang oleh berbagai etnis dan diterima dengan baik oleh seluruh warga.

Sejarah Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa Dolok Manampang telah mengalami berbagai perubahan dari masa sebelum kemerdekaan hingga saat ini. Berikut adalah daftar kepala desa yang pernah bertugas di Desa Dolok Manampang:
Sebelum Kemerdekaan:
1. Sari Muhalam Purba
2. Gurbei Sipayung
3. Bongma Saragih
4. Teken Purba
5. Jagar Purba
6. Jaurat Damanik
Setelah Kemerdekaan:
1. Sari Muhalam Purba (1946 – 1954) – Suku Simalungun
2. Ibas Tani (1954 – 1964) – Suku Banjar
3. Gafur S (1964 – 1997) – Suku Jawa
4. L. Jintahaman Sitepu (1997 – 1998) – Suku Karo
5. Sunardi (1998 – 2006) – Suku Jawa
6. Satria (2006 – 2007) – Suku Sunda
7. Edi Resmanto, SP (2007 – 2013) – Suku Jawa
8. Pjs. Sarmin, S.Pd.I (2013) – Suku Jawa
9. Sitio Saragih (2014 – 2019) – Suku Simalungun
10. Plt. Sarmin, S.Pd.I (2019) – Suku Jawa
Kepemimpinan yang silih berganti dari berbagai suku menunjukkan betapa harmonisnya kehidupan masyarakat di Desa Dolok Manampang. Toleransi dan keterbukaan terhadap perbedaan telah menjadi fondasi yang kuat bagi kemajuan desa ini.
Keberagaman dan Toleransi
Keberagaman etnis yang ada di Desa Dolok Manampang menciptakan sebuah komunitas yang kaya akan budaya. Toleransi yang terjalin dengan baik antara suku Simalungun sebagai penduduk asli dan suku-suku lain yang datang kemudian, menunjukkan betapa kuatnya semangat persatuan di desa ini. Tidak hanya dalam hal kepemimpinan, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Desa Dolok Manampang selalu mengedepankan nilai-nilai toleransi dan kebersamaan.
Dengan keberagaman budaya yang dimiliki, Desa Dolok Manampang terus berkembang dan mempertahankan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para pendahulu. Sejarah panjang desa ini menjadi saksi bisu dari semangat gotong royong dan kerja keras masyarakatnya dalam membangun desa yang harmonis dan sejahtera.
Potensi dan Masa Depan Desa
Selain sejarahnya yang kaya, Desa Dolok Manampang juga memiliki potensi besar di bidang pertanian, terutama dalam pembibitan tanaman. Keindahan alam dan keberagaman hayati di sekitar bukit-bukit desa ini menjadi aset berharga yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi aktif dari masyarakat, Desa Dolok Manampang memiliki peluang besar untuk terus maju dan berkembang.
Sejarah Desa Dolok Manampang adalah sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan tantangan dan perubahan. Namun, dengan semangat persatuan dan kerja keras, desa ini berhasil menjaga harmoni dan keberagaman yang ada. Masa depan Desa Dolok Manampang terlihat cerah, dengan potensi besar yang siap untuk digali dan dikembangkan lebih lanjut demi kesejahteraan seluruh warganya. (Berbagai sumber/MC Sergai/Ini Sergai Loh).