Desa Sukasari, Kecamatan Perbaungan, Sumatera Utara, menjadi saksi lahirnya sebuah gerakan perempuan yang kini dikenal luas dengan nama HAPSARI (Himpunan Serikat Perempuan Indonesia). Berawal dari inisiatif sederhana di desa ini, HAPSARI telah tumbuh menjadi salah satu organisasi perempuan paling berpengaruh di Indonesia. HAPSARI membawa misi besar dalam pemberdayaan dan perjuangan hak-hak perempuan, khususnya di daerah pedesaan.
Pada tanggal 14 Maret 1990, di sebuah desa kecil bernama Sukasari, Kecamatan Perbaungan, sekelompok perempuan berkumpul dengan semangat untuk memperbaiki kehidupan mereka dan komunitasnya. Mereka membentuk Kelompok Kerja Perempuan Desa dan memulai kegiatan Sanggar Belajar Anak yang diberi nama “Harapan Desa Sukasari”. Dari kegiatan inilah, muncul nama HAPSARI, yang merupakan singkatan dari “Harapan Desa Sukasari,” dan kemudian digunakan sebagai nama organisasi yang tetap bertahan hingga hari ini.
Kegiatan awal di Desa Sukasari ini bukanlah sekadar aktivitas pembelajaran biasa. Sanggar Belajar Anak menjadi tempat di mana perempuan-perempuan desa belajar, berbagi pengalaman, dan mulai menyadari pentingnya bersatu dalam menghadapi berbagai tantangan hidup. Inisiatif ini menjadi fondasi yang kokoh bagi HAPSARI untuk berkembang lebih jauh, tidak hanya di Desa Sukasari tetapi juga di desa-desa lain di Sumatera Utara dan bahkan hingga ke Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Pada tahun 1997, setelah bertahun-tahun berkegiatan di Desa Sukasari, Sanggar Belajar Anak yang menjadi cikal bakal HAPSARI dikelola secara terpisah. Kelompok Kerja Perempuan Desa yang awalnya hanya berfokus di Sukasari, kini mengembangkan diri menjadi sebuah yayasan yang bernama Yayasan HAPSARI. Perubahan ini menandai babak baru dalam sejarah organisasi, di mana HAPSARI mulai memperluas pengaruhnya dan mengorganisasi lebih banyak komunitas perempuan di berbagai wilayah.
Namun, Desa Sukasari tetap menjadi pusat inspirasi dan semangat bagi HAPSARI. Pada tahun 1999, dengan dorongan untuk memperkuat otonomi perempuan di tingkat desa, HAPSARI memfasilitasi pembentukan Serikat Perempuan Independen (SPI) Sumatera Utara.
Pada tahun 2001, HAPSARI dan SPI Sumut menyatukan diri dalam sebuah federasi baru yang dinamakan HAPSARI-Federasi Serikat Perempuan Merdeka (HAPSARI-FSPM). Federasi ini kemudian mendapatkan status hukum sebagai perkumpulan dan memperkuat legitimasi perjuangan mereka. Meskipun nama federasi ini berubah pada tahun 2004 menjadi Himpunan Serikat Perempuan Indonesia, semangat yang dibawa dari Desa Sukasari tetap menjadi inti dari setiap langkah yang diambil HAPSARI.
HAPSARI, yang lahir dari Desa Sukasari, membawa visi besar untuk menjadi gerakan perempuan akar rumput yang kuat. Visi ini bertujuan untuk mempercepat terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil, setara, sejahtera, dan bahagia. Dengan nilai-nilai kepedulian, pemikiran kritis, solidaritas, keadilan gender, dan anti kekerasan, HAPSARI terus bergerak maju.
Lima misi utama HAPSARI, yang mencakup penguatan kepemimpinan perempuan akar rumput, pendampingan korban kekerasan, pengembangan model pengorganisasian yang inovatif, serta kerjasama dengan berbagai pihak, semuanya berakar pada pengalaman dan pembelajaran yang dimulai dari Desa Sukasari. Desa ini tidak hanya menjadi tempat lahirnya organisasi, tetapi juga simbol dari kekuatan dan ketahanan perempuan dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.
HAPSARI memusatkan perhatiannya pada isu-isu strategis seperti kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak perempuan, akses sumber daya ekonomi, kesehatan, ketahanan pangan, serta ketahanan iklim dan pertanian berkelanjutan. Dalam setiap langkahnya, HAPSARI tidak melupakan akar yang kuat di Desa Sukasari. Desa ini selalu menjadi pengingat akan pentingnya pemberdayaan perempuan dari level yang paling dasar, yaitu komunitas desa.
Sebagai sebuah organisasi yang berawal dari desa, HAPSARI telah menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari tempat yang paling sederhana. Sukasari adalah bukti nyata bahwa gerakan perempuan dapat tumbuh dan berkembang menjadi kekuatan yang mampu mengubah wajah masyarakat secara keseluruhan.
Desa Sukasari, Kecamatan Perbaungan, adalah tempat di mana cerita HAPSARI dimulai. Dari inisiatif sederhana di desa ini, lahirlah sebuah gerakan besar yang kini dikenal luas di seluruh Indonesia. HAPSARI telah mengukir sejarah panjang dalam perjuangan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, dan Desa Sukasari akan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan tersebut. (Berbagai Sumber/Ini Sergai Loh).