Mediacenter

Dari Hutan Lalang Menjadi Kotarih: Kisah Perjuangan dan Warisan yang Terlupakan

Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari 17 Kecamatan. Salah satunya adalah Kecamatan Kotarih. Nama daerah ini mungkin terdengar biasa saja, namun di baliknya tersimpan sebuah kisah epik tentang transformasi sebuah hutan lalang yang sunyi menjadi pusat kehidupan yang ramai. Perjalanan sejarah ini, sayangnya, semakin terlupakan seiring berjalannya waktu. Mari kita telusuri kembali jejak-jejak sejarah Kotarih bersama INI SERGAI LOH sambil menghidupkan kembali kisah perjuangan dan warisan leluhur yang tak ternilai harganya.

Nama Kotarih, yang kini melekat pada kecamatan ini, ternyata berasal dari bahasa Simalungun, “Hutarih”. “Huta” berarti kampung, sementara “Rih” berarti lalang. Jadi, “Hutarih” secara harfiah berarti bisa diartikan sebagai “Kampung Lalang”. Nama ini diberikan karena pada awalnya, wilayah yang kini kita kenal sebagai Kotarih memang berupa hamparan hutan lalang yang luas. Setelah Indonesia meraih kemerdekaannya pada tahun 1945, nama “Hutarih” diubah menjadi “Kotarih”. Perubahan nama ini bukan sekadar formalitas saja, melainkan juga sebagai bentuk simbol transformasi dari sistem pemerintahan kerajaan menjadi sistem pemerintahan yang demokratis.

Kisah Kotarih tak akan lengkap tanpa menyebut sosok Tuanku Siman Purba Tambak. Beliau adalah seorang pemuda pemberani yang berasal dari Kampung Tambak Bawang (Cingkes), Kecamatan Seribu Dolok, Kabupaten Simalungun. Didorong oleh semangat petualangan dan impian akan masa depan yang lebih baik, beliau bersama kedua saudaranya meninggalkan kampung halaman untuk mencari lahan yang lebih subur.

Kedua saudara Tuanku Siman Purba Tambak berhasil membuka daerah baru yang kemudian dikenal sebagai Kampung Kuala Bali dan Kampung Bintang Bayu. Namun, mereka tidak dikaruniai keturunan, sehingga jejak sejarah kedua kampung tersebut perlahan memudar. Sementara itu, Tuanku Siman Purba Tambak menemukan sebuah hutan lalang yang luas namun menyimpan potensi kesuburan yang luar biasa. Dengan tekad dan kerja keras, beliau membuka perkampungan di sana dan menamainya “Hutarih”.

Seiring bergulirnya waktu, kisah heroik tentang terbentuknya Kotarih mulai agak terlupakan, terutama di kalangan generasi muda. Padahal, memahami sejarah lokal adalah kunci untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air, menghargai jasa para leluhur, dan membangun identitas yang kuat. Pemerintah daerah dan masyarakat Kotarih bergandengan tangan perlu untuk melestarikan warisan sejarah yang berharga ini.

Kini, Kotarih telah menjelma menjadi kecamatan yang dinamis< dan berkembang. Meski demikian, masih ada visi yang terus dijalankan, seperti pembangunan infrastruktur transportasi yang memadai.

Dengan semangat gotong royong dan visi yang jelas, Kotarih memiliki potensi besar untuk terus maju. Melestarikan sejarah adalah salah satu fondasi penting untuk membangun masa depan yang lebih baik. Dengan memahami asal usulnya, masyarakat Kotarih dapat melangkah dengan percaya diri menuju masa depan yang gemilang.

Sejarah Kotarih adalah bukti nyata bahwa dari sebuah hutan lalang yang sepi, sebuah komunitas yang kuat dan berdaya dapat tercipta. Kisah ini mengajarkan kita tentang pentingnya kegigihan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah. Mari kita jaga dan lestarikan warisan berharga ini, agar generasi mendatang dapat terus terinspirasi dan melanjutkan perjuangan membangun Kotarih yang lebih baik.(Berbagai sumber/Ini Sergai Loh)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Latest Posts