Desa Lestari Dadi, yang terletak di Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, adalah salah satu desa yang memiliki potensi luar biasa dalam sektor pertanian. Dikenal sebagai salah satu penghasil buah semangka terbesar dan berkualitas di kecamatan ini, Lestari Dadi juga memiliki sejarah yang kaya dan pemerintahan desa yang berkembang seiring waktu.
Sejarah Desa Lestari Dadi
Desa Lestari Dadi memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Pada tahun 1938, wilayah yang kini dikenal sebagai Desa Lestari Dadi awalnya adalah sebuah perkebunan yang dikenal dengan nama Perkebunan Melati. Pada masa itu, perkebunan ini belum terbagi menjadi dusun-dusun seperti yang ada saat ini, dan tanaman utama yang dibudidayakan adalah tembakau.
Seiring waktu, tujuh kepala keluarga pertama datang ke wilayah ini dengan tujuan bekerja di perkebunan. Mereka dikenal sebagai para sesepuh desa yang menjadi cikal bakal terbentuknya komunitas di Lestari Dadi. Pada tahun 1941, perkebunan ini mengalami pemekaran dan terbagi menjadi dua wilayah, salah satunya dikenal sebagai Desa Gasby.
Dengan bertambahnya penduduk, diadakan musyawarah untuk mengubah nama Desa Gasby menjadi Desa Lestari Dadi. Nama ini mencerminkan perubahan status dari sebuah kawasan perkebunan menjadi desa resmi dengan pembagian wilayah yang jelas, yaitu terdiri dari tiga dusun: Dusun I, Dusun II, dan Dusun III.
Pertanian: Sumber Kehidupan Desa
Pertanian menjadi tulang punggung perekonomian Desa Lestari Dadi. Padi menjadi tanaman pokok yang dibudidayakan oleh mayoritas petani di desa ini. Namun, yang membuat Lestari Dadi semakin dikenal adalah produksi buah semangkanya. Desa ini telah menjadi penghasil buah semangka terbesar di Kecamatan Pegajahan, dengan kualitas yang diakui di berbagai daerah.
Kesuburan tanah di Lestari Dadi didukung oleh iklim yang ideal untuk pertanian, menjadikan desa ini sebagai salah satu daerah penghasil pangan yang penting di Serdang Bedagai. Penduduk desa, yang mayoritasnya bersuku Jawa dan beragama Islam, bergotong royong dalam mengelola lahan pertanian, menjadikan pertanian sebagai sektor utama yang menopang kehidupan sehari-hari mereka.
Pemerintahan Desa: Dari Masa ke Masa
Desa Lestari Dadi telah dipimpin oleh beberapa kepala desa sejak pertama kali dibentuk. Sejarah pemerintahan desa ini diawali oleh Temu, yang menjabat sebagai kepala desa dari tahun 1941 hingga 1955. Kepemimpinan beliau dilanjutkan oleh Saimin (1955–1957), Jumi’an (1957–1968), Warisman (1968–1985), Boimin (1985–2002), Sumadi (2002–2007), Ismail (2007–2012), dan Hermanto (2013–2018).
Saat ini, pemerintahan Desa Lestari Dadi dipimpin oleh Muhammad Kasim. Di bawah kepemimpinan beliau, desa ini terus mengalami perkembangan, terutama dalam hal infrastruktur dan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pemerintahan desa berfokus pada pengembangan sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan, yang semuanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk.
Penutup
Desa Lestari Dadi bukan hanya sekadar desa dengan potensi pertanian yang luar biasa, tetapi juga sebuah komunitas dengan sejarah panjang dan pemerintahan yang terus beradaptasi dengan perubahan zaman. Keberhasilan desa ini dalam mengelola sumber daya alamnya, khususnya dalam sektor pertanian, menjadi contoh bagaimana sebuah desa dapat berkembang dan makmur dengan memanfaatkan potensi lokal.
Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah desa dan partisipasi aktif dari masyarakat, Lestari Dadi terus melangkah maju, menjadi salah satu desa yang berperan penting dalam menjaga ketahanan pangan dan keberlanjutan ekonomi di Kecamatan Pegajahan dan sekitarnya. (Berbagai sumber/Ini Sergai Loh)