Pemkab Sergai Targetkan Stunting Turun ke 5% pada 2024

Sei Rampah,

Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Pemkab Sergai) menargetkan penurunan prevalensi stunting hingga 5% pada tahun 2024.

Hal ini disampaikan oleh Penjabat Sementara (Pjs.) Bupati Sergai H. Parlindungan Pane, SH, M.Si, melalui sambutan tertulis yang dibacakan oleh  Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Nina Deliana Hutabarat, S.Sos, M.Si saat membuka kegiatan Diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS) Semester 2 Tahun 2024 di Aula Sultan Serdang, Komplek Kantor Bupati Sergai, Sei Rampah, Rabu (20/11/2024).  

Dalam sambutannya tersebut, Pjs. Bupati Sergai mengungkapkan bahwa stunting masih menjadi salah satu tantangan kesehatan di Sergai. Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, prevalensi stunting di Sergai meningkat dari 20% pada 2021 menjadi 21,1% pada 2022. Namun, berbagai intervensi yang dilakukan sepanjang 2023 berhasil menurunkan angka tersebut menjadi 14,4% atau turun sebesar 6,7%.  

“Penurunan ini merupakan hasil dari upaya lintas sektor, termasuk intervensi gizi spesifik dan sensitif seperti Audit Kasus Stunting, program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), serta pusat pelayanan keluarga sejahtera (PPKS),” ujar Parlindungan Pane.  

Pemkab Sergai, sambungnya, juga melakukan intervensi serentak berupa pengukuran berat dan tinggi badan terhadap 39.267 balita di 17 kecamatan. Dari hasil pengukuran tersebut, ditemukan 561 balita stunting, 553 balita dengan gizi kurang, dan 63 balita gizi buruk. Selain itu, 11.381 balita tidak mengalami kenaikan berat badan dibanding bulan sebelumnya.  

Intervensi lainnya adalah pemeriksaan indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar lengan atas (LILA) pada calon pengantin dan ibu hamil. “Pendekatan hulu ini bertujuan untuk mencegah kekurangan energi kronis (KEK) yang berpotensi menjadi cikal bakal stunting,” jelasnya.  

Ditegaskan oleh Parlindungan Pane, Pemkab Sergai terus mendorong partisipasi masyarakat, pelaku usaha, dan organisasi masyarakat dalam menangani stunting. Program seperti donasi paket sembako untuk balita stunting dan gerakan orang tua asuh stunting diharapkan menjadi upaya berkelanjutan.  

Melalui kegiatan ini, Pjs. Bupati Sergai menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor, mulai dari organisasi profesi, penggiat keluarga berencana, hingga masyarakat umum. “Kita harus mengetahui penyebab langsung dan tidak langsung stunting melalui audit kasus, sehingga intervensi bisa tepat guna dan efisien,” ucapnya lebih lanjut.  

Selain itu, dirinya menyebut tim pakar dari berbagai bidang, seperti dokter spesialis anak, ahli gizi, dan psikolog, diundang untuk memberikan rekomendasi. “Dengan rekomendasi yang komprehensif, kita harap langkah penanganan menjadi lebih terarah,” tambahnya.  

Terakhir Pj. Bupati Sergai menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penanganan stunting. “Mari kita jemput target prevalensi stunting 5% di tahun 2024,” tandasnya.

Kegiatan ini menghadirkan 4 orang narasumber yaitu dokter spesialis anak dr. Arie Taufansyah, Sp.A, dr. Qisthi Aufa Lubis, Sp.OG yang merupakan dokter spesialis obstetri dan gynekologi, dr. Oslida Martoni, SKM, M.Kes dari Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia, dan Siti Maimunah, S.Psi, M.Psi yang merupakan seorang Psikolog.

Hadir pula dalam kegiatan ini para Kepala Puskesmas Sergai, para PLKB Kecamatan dan Anggota TPPS Kabupaten Sergai. (Media Center Sergai)

Teks/Editor : Ardi/Lenti

Reporter : Nurul

Admin : Julia

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Scroll to Top