Pemkab Sergai Upayakan Relokasi Warga Terdampak Abrasi di Bagan Kuala

Tanjung Beringin,

Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Pemkab Sergai) bergerak cepat menindaklanjuti bencana abrasi dan gelombang tinggi yang melanda pesisir Desa Bagan Kuala, Kecamatan Tanjung Beringin. Cuaca ekstrem di perairan Selat Malaka selama tiga hari terakhir telah menyebabkan 29 rumah warga rusak dan memaksa sejumlah keluarga mengungsi.

Lewat sambungan telepon, Jumat (24/10/2025) Camat Tanjung Beringin Nurchinta Devi Tambunan, S.Si menyampaikan bahwa berdasarkan peninjauan langsung di lapangan, kawasan pesisir Bagan Kuala mengalami tingkat abrasi yang semakin parah dan berisiko tinggi terhadap keberadaan permukiman di sekitarnya, sehingga mengancam.

keselamatan warga.“Kami sudah meninjau lokasi secara langsung. Daerah ini memang tergolong lumayan parah, karena mengalami tingkat abrasi cukup tinggi. Oleh karenanya, Pemkab Sergai melalui Kecamatan Tanjung Beringin bersama Dinas Sosial telah berupaya melaksanakan relokasi warga serta berkoordinasi dengan Kementerian Sosial agar masyarakat terdampak dapat dipindahkan ke area yang lebih aman,” ujar Nurchinta.

Sebagian warga saat ini menempati masjid dan rumah pintar desa sebagai tempat pengungsian sementara. Gelombang pasang yang membawa timbunan pasir menyebabkan rumah-rumah warga di Dusun I terendam dan rusak. Selain itu, tiga sampan gurita milik nelayan juga dilaporkan karam di pintu muara akibat hantaman ombak.Nurchinta menegaskan bahwa Pemkab Sergai melalui Kecamatan Tanjung Beringin terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan kebutuhan dasar warga terdampak terpenuhi.

“Kami mengimbau nelayan agar menunda aktivitas melaut hingga kondisi cuaca kembali stabil,” tandasnya.Kepala Desa Bagan Kuala Safril mengatakan, pemerintah desa bersama masyarakat setempat langsung melakukan evakuasi sesaat setelah kejadian. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.“Alhamdulillah semua nelayan selamat. Namun, perahu mereka masih berada di laut dan baru bisa dievakuasi setelah ombak reda,” kata Safril.Menurut Safril, abrasi di kawasan pantai Bagan Kuala semakin meluas dari tahun ke tahun. Lima tahun lalu, jarak antara rumah warga dan bibir pantai masih sekitar 150 meter.

Kini, jarak itu hanya tersisa sekitar 10 meter.“Diperkirakan abrasi mencapai 20 hingga 30 meter setiap tahun. Dengan cuaca ekstrem yang tidak menentu, masyarakat khawatir tinggal di rumah mereka sendiri,” ujarnya.Ia menambahkan, pemerintah desa bersama Pemkab Sergai telah menyampaikan usulan pembangunan pemecah ombak kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Dinas Perikanan Sergai.

Warga juga telah menyetujui rencana relokasi rumah dari wilayah pesisir yang paling rawan.“Keselamatan harus diutamakan. Kami minta masyarakat untuk tidak melaut terlebih dahulu dan tidak kembali ke rumah yang berada di tepi pantai sampai situasi benar-benar aman,” tutur Safril. (Media Venter Sergai).

Teks/Editor : Ardi/Rini Ry

Admin : Julia

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Scroll to Top