Mediacenter

Sei Rampah,

Dalam upaya menurunkan prevalensi stunting, Pemerintah Provinsi Sumatra Utara (Pemprov Sumut) melaksanakan program Intervensi Serentak Pencegahan Stunting. Program ini ditargetkan untuk menurunkan angka stunting menjadi 14,5% pada tahun 2024 dari angka saat ini sebesar 18,9%.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kadis Kesehatan Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) dr. Yohnly Boelian Dachban melalui Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Sergai dr. Hendri Yanto Ginting, MKM, saat menjadi narasumber talkshow Siaran Online Dialog Pembangunan (SODAP) di Sergai FM, Komplek Kantor Bupati Sergai, Sei Rampah, Rabu (5/6/2024).

“Intervensi serentak ini melibatkan 15.344 Posyandu di seluruh Sumut, dengan penekanan pada penimbangan anak usia di bawah dua tahun (baduta) secara menyeluruh, pemberian suplemen, promosi ASI eksklusif, dan penyediaan makanan pendamping ASI yang tepat. Program ini juga mengedepankan edukasi gizi seimbang, perilaku hidup bersih, dan sanitasi yang layak,” jelasnya.

Menurut Hendri, kegiatan pengukuran dan intervensi serentak akan dilaksanakan secara nasional di 38 provinsi pada bulan Juni. Ini akan melibatkan pendataan, penimbangan, pengukuran, edukasi, dan validasi bagi calon pengantin, ibu hamil, dan balita di Posyandu.

“Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan data akurat yang nantinya menjadi dasar untuk intervensi program yang tepat sasaran,” jelasnya.

Dijelaskan olehnya, Pemprov Sumut juga memastikan ketersediaan alat ukur antropometri standar di Posyandu dan pelatihan kader Posyandu untuk meningkatkan keterampilan penimbangan dan pengukuran. Program ini diharapkan dapat mengoptimalkan manajemen penanganan stunting secara nasional, didukung oleh data yang akurat dan kredibel.

“Kemenkes telah menyediakan antropometri di seluruh Posyandu dan USG di seluruh puskesmas, serta terus meningkatkan kualitas kader posyandu dan tenaga kesehatan. Semua langkah ini dilakukan untuk memastikan penimbangan dan pengukuran dilakukan dengan benar, serta memberikan edukasi dan intervensi yang diperlukan kepada ibu hamil dan balita,” katanya.

Melalui program ini, pihaknya berharap dapat mempercepat penurunan prevalensi stunting di bawah 14% pada tahun ini. Dengan upaya bersama dari semua pihak, ia meyakini dapat memberikan perlindungan terbaik bagi generasi masa depan.

“Pemkab Sergai secara khusus juga menekankan pentingnya peran masyarakat dan kader posyandu dalam mendukung program ini. Kader Posyandu diharapkan melakukan sosialisasi dan edukasi gizi kepada ibu hamil dan orangtua balita, serta memastikan pemantauan pertumbuhan anak setiap bulan di posyandu,” tegasnya.

Terakhir, ia menuturkan, untuk mensukseskan program ini yang menargetkan seluruh calon pengantin, ibu hamil, dan balita kami imbau agar datang ke Posyandu untuk pendataan, pengukuran, dan intervensi yang diperlukan. Selain itu, diharapkan kegiatan ini dapat mencegah lahirnya anak stunting baru dan memastikan penanganan masalah gizi dilakukan secara efektif dan berkelanjutan.

“Dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, diharapkan prevalensi stunting di Sumut terkhusus di Sergai dapat menurun secara signifikan dan mencapai target yang diharapkan,” pungkasnya.

Hadir pula sebagai narasumber dalam talkshow ini tim dari Dinas Kesehatan Sergai.

Teks/Editor : Ardi/Lenti
Reporter : Monika
Admin : Julia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *