Pantai Cermin,
Bupati Serdang Bedagai (Sergai) H Darma Wijaya hadir dalam kegiatan temu ramah dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, riset dan teknologi (Kemendikbudristek) Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat. Ramah tamah ini juga diikuti tokoh Tonghoa dan lintas etnis kabupaten Sergai di pantai Pondok Permai Kec Pantai Cermin, Sabtu (9/4/2022) malam.
Mengawali sambutannya, Bupati H Darma Wijaya menyampaikan rasa bangga dan sangat bahagia karena bisa berkumpul dengan para pelestari multietnis budaya.
Secara khusus Bupati Sergai menyampaikan terima kasih atas kehadiran Syamsul Hadi, SH, MM, selaku Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat serta Drs. Arif Wijaya, yang merupakan Pamong Budaya Ahli Muda dari Direktorat Kebudayaan Kemdikbudristek.
Bang Wiwiek, sapaan akrabnya, kemudian menyebut jika Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam suku dan budaya yang tersebar dari Pulau Sumatera hingga Papua. Masing-masing suku memiliki bahasa, budaya, hingga filosofi hidup yang berbeda-beda.
Ia meneruskan, Kabupaten Sergai merupakan kabupaten yang memiliki ragam etnis budaya yaitu di antaranya Melayu, Jawa, Banjar, Batak, Tionghoa dan etnis lainnya.
“Setiap etnis budaya mempunyai beberapa ritual atau upacara yang biasanya rutin dilakukan secara turun temurun yang merupakan ciri khas masyarakat suatu etnis. Hal ini kemudian bisa dijadikan sebagai warisan budaya tak benda, contohnya etnis budaya Melayu yang melakukan ritual jamu laut sebagai tolak bala dan juga menunjukkan rasa syukur yang terdapat pada masyarakat pesisir,” ungkapnya sembari menambahkan kepercayaan ritual ini bertujuan untuk memberikan persembahan kepada para penunggu laut atau yang dikenal dengan sebutan “Mambang Laut”.
Bang Wiwiek melanjutkan etnis Tionghoa juga mempunyai ritual rutin yang dijadikan sebagai kepercayaan masyarakat dalam menghormati orang tua yang dikenal dengan ritual “Cheng Beng”. Ritual Cheng Beng, sebutnya, adalah sebuah fenomena sosial pada aktivitas etnis Tionghoa yang didasari oleh ajaran Khonghucu, yaitu bakti dan menghormati orang tua serta leluhur. Mereka akan mencukupi, melayani kebutuhan hidup orang tua mereka baik ketika masih hidup maupun setelah mereka meninggal.
Masih lanjut Bupati, acara temu ramah yang dilaksanakan saat ini pada hakikatnya merupakan momentum penyadaran akan pentingnya pelestarian nilai-nilai budaya bangsa sekaligus sebagai wujud komitmen untuk merawat dan menjadikan nilai-nilai budaya sebagai pedoman dalam kehidupan bersama.
“Oleh karena itu atas nama pribadi dan Pemkab Sergai, saya memberikan apresiasi positif kepada segenap masyrakat Tionghoa dan para pelestari budaya multietnis yang sudah mendukung terlaksananya kegiatan ini,” ucapnya.
Ucapan terima kasih juga disampaikan oleh Bupati kepada panitia penyelenggara festival ritual Cheng Beng.
“Selanjutnya saya berharap kepada dinas terkait agar kegiatan festival ritual Cheng Beng ini diagendakan setiap tahunnya di Kabupaten Sergai,” tandas Bang Wiwiek.
Sementara itu Ketua Pembina Yayasan Istana Harta Lima Penjuru (YIHLP), Ade Chandra, mengapresiasi Bupati Sergai atas terselenggaranya kegiatan pada hari ini.
“Pak Bupati telah kami angkat menjadi Tokoh Tionghoa karena kepeduliannya terhadap etnis Tionghoa yang ada di Sergai. Semoga tahun depan, seperti keinginan Pak Bupati, perayaan Cheng Beng bisa digelar di Sergai,” harapnya.
Di kesempatan yang sama, selain memuji langkah Bupati Sergai untuk melestarikan kebudayaan Tionghoa, Syamsul Hadi mengharapkan agar kedepan komunitas kebudayaan lainnya juga mendapat ruang di Sergai.
“Saya berharap untuk selanjutnya Sergai tetap menjaga harmoni dan kebhinnekaanya,” tutur Syamsul Hadi.
Ikut hadir dalam kegiatan ini Ketua TP-PKK Sergai Ny. Hj. Rosmaida Saragih Darma Wijaya, Kadis Kominfo Drs. H. Akmal, AP, M.Si, Kadis Pendidikan Suwanto Nasution, SPd, MM, Kadis Poraparbud Drs. Zulfikar, serta Tokoh Kebudayaan dan tamu undangan lainnya. (Media Center Sergai).
Teks / Editor : Ardi / Rini Ry
Reporter : Irfan YE
Admin : Julia
