Nipah adalah sejenis palem yang tumbuh di lingkungan hutan bakau atau daerah pasang-surut dekat tepi laut. Tumbuhan ini juga dikenal dengan banyak nama lain seperti daon, daonan, buyuk, bhunyok, bobo atau boho, boboro, palean, palenei, pelene, pulene, puleanu, pulenu, puleno, pureno, parinan, parenga, parena. Nipah termasuk keluarga tanaman palem (palmae). Tanaman ini biasa tumbuh di daerah pantai di muara sungai yang berair payau. Tanaman nipah tumbuh secara alamiah dan dari aspek ekologis bermanfaat untuk melindungi bibir pantai dari proses abrasi oleh gelombang laut dan juga sebagai tempat bersarangnya ikan, burung dan biota lain yang biasa hidup di perairan pantai. Pemanfaatan oleh masyarakat masih terbatas oleh penduduk yang bermukim disekitar pantai untuk keperluan hidup sehari ± hari. Bagian tanaman yang dimanfaatkan misalnya pelepah untuk kayu bakar, daun untuk atap rumah dan tulang daun untuk sapu lidi.
Tumbuhan dengan nama latin Nypa Fruticans ini dipercaya mempunyai manfaat untuk mencegah kemunculan sel-sel kanker, diabetes, penyakit ginjal, dan panas dalam. Adapula yang menyebut buah nipah juga sebagai tanaman penghasil gula yang potensial selain tebu.
Kemudian, beberapa artikel menyebut buah nipah memiliki banyak karbohidrat, selain itu buah yang satu ini mengandung banyak antioksidan alami. Antioksidan alami yakni sejenis zat dalam yang terdapat pada tumbuhan yang dapat mencegah, mengurangi, dan memperlambat penyakit yang terdapat di dalam tubuh. Lalu, menangkal radikal bebas, dan membunuh sel racun yang terdapat di dalam tubuh.
Di Kabupaten Serdang Bedagai, buah satu ini sudah menjadi komoditi yang memiliki nilai ekonomis. Salah satu yang memanfaatkan ini adalah warga di Kecamatan Sei Bamban.
Para pengusaha rumahan yang berada di Kecamatan Sei Bamban mengolah komoditas pertanian menjadi sebuah produk yang memiliki nilai jual seperti buah nipah (Nypa fruticans Wurmb) yang diolah menjadi produk manisan yang kemudian dapat dijual. Tentunya hal ini dapat meningkatkan pendapatan pengusaha rumahan yang berada dilokasi penelitian.
Pengolahan buah nipah menjadi produk manisan melalui sebuah proses yang cukup panjang. Adapun proses yang dilakukan dalam pembuatan buah nipah (Nypa fruticans Wurm) adalah pengupasan dan pencucian buah, selanjutnya buah dibelah dan dilakukan pemisahan daging buah nipah dari biji.
Selanjutnya buah direndam dengan larutan garam. Buah kemudian ditiriskan dan dicuci. Kemudian tahapannya masuk ke perendaman dengan larutan gula dan pewarna manisan buah nipah. Lalu selama 3 hari, buah ditiriskan kembali dan direndam dalam larutan garam. Setelah itu, buah kemudian dilarutkan dalam air gula dan kemudian didinginkan. Akhirnya produk kemudian dikemas dalam toples plastik ukuran 1 kg.
Dalam pemanfaatan yang dilakukan pada buah nipah yang dahulunya hanya tanaman liar bermaksud untuk meningkatkan nilai tambah pada buah nipah tersebut. Hal ini dilakukan dengan mengelolah beberapa produk. Salah satu produk yang paling tinggi nilai ekonomisnya adalah manisan.
Tanaman nipah juga menghasilkan buah yang dapat dimanfaatkan. Buah nipah yang terhimpun dalam bentuk tandan dibagi atas 4 kelompok berdasarkan perkembangannya. Pertama buah putik, yaitu buah yang masih berukuran sangat kecil, sebesar kelereng. Kedua buah muda, yaitu buah yang sedang aktif menimbun cadangan makanan dalam bentuk gula di dalam bakal buah. Tandan buah ini biasanya disadap oleh masyarakat untuk mendapatkan air nira atau untuk pembuatan gula aren. Ketiga buah matang, yaitu buah yang mengandung isi yang bertekstur liat, berwarna putih seperti agar. Daging buah ini terasa manis dan biasa digunakan oleh masyarakat untuk membuat bahan makanan yang dikenal dengan kolang- kaling. Keempat buah tua, yaitu buah yang sudah cukup umur dan terasa ringan. Kulitnya keras dan biasanya berwarna coklat tua sampai kehitaman. Buah inilah yang biasanya banyak terbuang dan sulit untuk dimanfaatkan, karena bagian kulitnya terlalu tebal dan keras. (Berbagai sumber /KAMI Sergai).