Mediacenter

Menelusuri Jejak Kejayaan Kesultanan Serdang di Istana Darul Arif

Di tengah Kota Galuh, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, terdapat sebuah situs bersejarah yang menyimpan kisah kejayaan Kesultanan Serdang. Istana Darul Arif, yang pernah menjadi pusat pemerintahan dan kediaman Sultan Serdang, kini hanya menyisakan puing-puing yang menjadi saksi bisu masa lalu. Situs ini bukan hanya menjadi penanda sejarah, tetapi juga menjadi simbol keagungan dan kemegahan masa lampau yang masih dikenang hingga kini.

Istana Darul Arif didirikan pada tahun 1889 oleh Sultan Sulaiman Shariful Alamshah, setelah istana sebelumnya di Rantau Panjang hancur akibat banjir. Istana baru ini dibangun dengan megah, menampilkan arsitektur khas rumah panggung Melayu dengan atap berbentuk segitiga berundak-undak. Halaman yang luas mengelilingi istana, menambah kesan agung dan megah. Keberadaan istana ini pada masa itu menjadi pusat kegiatan pemerintahan dan kebudayaan Kesultanan Serdang, serta tempat tinggal Sultan beserta keluarganya. Keindahan dan kemegahan arsitekturnya mencerminkan kejayaan dan kekayaan budaya yang dimiliki Kesultanan Serdang.

Namun, nasib Istana Darul Arif berakhir tragis pada tahun 1947 ketika dihancurkan pada masa Agresi Militer Belanda I. Peristiwa ini menandai salah satu babak kelam dalam sejarah Kesultanan Serdang dan Sumatera Utara secara keseluruhan. Kehancuran istana ini merupakan bagian dari strategi militer Belanda untuk menguasai kembali wilayah-wilayah yang telah merdeka, termasuk Kesultanan Serdang yang menjadi salah satu kekuatan lokal yang berpengaruh. Kini, hanya tersisa menara air, umpak (alas tiang), dasar tiang bendera, dan beberapa bagian fondasi sebagai bukti keberadaan istana yang pernah berdiri megah. Puing-puing ini menjadi saksi bisu dari kejayaan yang pernah ada, sekaligus tragedi yang menghancurkan sebuah simbol kebesaran.

Meskipun hanya berupa puing-puing, Istana Darul Arif tetap menjadi daya tarik bagi para pecinta sejarah dan budaya. Situs ini menjadi bukti nyata kejayaan Kesultanan Serdang pada masa lalu, serta menjadi pengingat akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan sejarah bangsa. Para pengunjung yang datang ke situs ini tidak hanya sekadar melihat sisa-sisa bangunan, tetapi juga merasakan aura sejarah yang kuat dan mendalam. Istana Darul Arif menyimpan banyak cerita dan pelajaran yang dapat diambil oleh generasi masa kini dan masa depan. Hal ini menjadikan situs ini sebagai salah satu destinasi penting bagi wisata edukasi sejarah di Sumatera Utara.

Pemerintah daerah dan masyarakat setempat telah berupaya untuk merawat dan melestarikan sisa-sisa Istana Darul Arif. Upaya ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan budaya lokal, serta untuk memberikan edukasi kepada generasi muda tentang pentingnya menjaga warisan leluhur. Berbagai program dan kegiatan digelar untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalam situs ini. Salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah pengadaan kegiatan wisata sejarah yang melibatkan pelajar dan mahasiswa, serta pembuatan papan informasi yang menjelaskan sejarah dan pentingnya Istana Darul Arif. Selain itu, pemerintah juga berencana untuk melakukan restorasi sebagian dari situs ini, sehingga dapat lebih terjaga dan dikenal oleh masyarakat luas.

Istana Darul Arif Serdang Bedagai adalah sebuah bukti sejarah yang tak ternilai harganya. Meskipun hanya berupa puing-puing, istana ini tetap menjadi simbol kejayaan Kesultanan Serdang dan menjadi pengingat akan pentingnya menjaga warisan sejarah bagi generasi mendatang. Keberadaan situs ini menjadi penghubung antara masa lalu dan masa kini, serta menjadi cerminan dari nilai-nilai budaya dan sejarah yang harus dijaga dan dilestarikan.

Dengan terus merawat dan mengenang sejarah Istana Darul Arif, kita dapat mengambil pelajaran berharga dan menghargai warisan yang telah ditinggalkan oleh nenek moyang kita. Warisan ini tidak hanya penting bagi masyarakat lokal, tetapi juga bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan, sebagai bagian dari kekayaan sejarah dan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. (MC Sergai/Ini Sergai Loh).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Latest Posts