Mangrove merupakan jenis tanaman yang tumbuh di pesisir pantai dan salah satu bentuk ekosistem hutan yang unik dan khas dan terdapat di daerah pasang surut air laut serta bertoleransi dengan salinitas air laut. Hampir sepanjang pantai di nusantara ditumbuhi oleh tanaman mangrove. Mangrove memiliki fungsi penting dalam ekosistem pesisir, keberadaan mangrove mampu menahan abrasi yang terjadi di pantai. Mangrove juga menjadi tempat yang baik untuk berkembangbiak bagi beberapa spesies ikan. Selain itu mangrove juga memiliki nilai ekonomi yang tinggi untuk dimanfaatkan.
Hutan mangrove memiliki potensi sumber daya alam yang sangat banyak untuk dimanfaatkan. Mangrove memiliki peranan penting baik secara ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis, mangrove berperan sebagai pelindung pantai dari angin, gelombang dan badai. Tegakan mangrove berperan sebagai benteng biologis pemukiman, bangunan dan pertanian dari angin kencang atau instrusi air laut.
Secara ekonomis, mangrove dapat dimanfaatkan langsung untuk keperluan sehari-hari seperti kayu bakar, bahan bangunan, keperluan rumah tangga, kertas, obat-obatan, kulit kayu dan arang bahkan buahnya dapat diolah menjadi aneka makanan dan minuman.
Ekosistem hutan utama di pesisir pantai Nagalawan adalah hutan mangrove. Selain hutan mangrove, pada lokasi ini juga terdapat hutan pantai dalam proporsi yang kecil. Desa Sei Nagalawan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Desa Sei Nagalawan memiliki ekosistem mangrove yang menjadi andalan baik dari segi ekowisata mangrove dan beberapa tanaman mangrove di Desa Sei Nagalawan juga dimanfaatkan masyarakat sekitar menjadi produk olahan makanan dan minuman.
Mangrove tumbuh pada pantai-pantai terlindung atau pantai-pantai yang datar. Biasanya di tempat yang tidak ada muara sungainya hutan mangrove terdapat agak tipis, namun pada tempat yang mempunyai muara sungai yang besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur dan pasir, mangrove biasanya tumbuh meluas.
Salah satu produk hasil olahan tersebut ialah dodol yang berasal dari buah api-api (Avicennia marina). Pengolahan tanaman mangrove menjadi produk olahan makanan ini dilakukan oleh masyarakat yang tergabung di Kelompok Tani yang terdapat di Desa Sei Nagalawan yang sebagian besar anggotanya adalah ibu-ibu.
Usaha produk olahan tanaman mangrove ini sudah berdiri sejak tahun 2009 yang dilatar belakangi karena banyak ibu rumah tangga yang ingin menambah pendapatan dan membantu perekonomian keluarga. Kemudian para anggota yang sudah bergabung ke dalam kelompok tani mengikuti pelatihan untuk mengolah tanaman mangrove menjadi makanan dan minuman, sehingga melalui pelatihan yang diikuti, setiap anggota kelompok tani memiliki keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk dapat mengolah tanaman mangrove menjadiolahan makanan dan minuman.
Kegiatan pemanfaatan tanaman mangrove ini bertujuan menambah pendapatan ekonomi masyarakat sekitar juga untuk mengenalkan produk-produk olahan mangrove kepada masyarakat luas, serta dapat memberikan kesadaran terhadap masyarakat bahwa mangrove memiliki banyak manfaat baik itu manfaat ekonomi serta ekologisnya. Hal ini juga dapat menjadi sarana pelestarian hutan mangrove yang terdapat di Desa Sei Nagalawan.
Bahan baku yang digunakan dalam pengolahan dodol ini adalah buah asli dari pada tanaman mangrove tersebut,yaitu buah siapi-api yang langsung dapat dipetik dari pohon mangrove tersebut. Mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Untuk membuat dodol, 70 persen bahan bakunya adalah tepung mangrove api-api. Tepungnya ini bisa juga untuk campuran bahan baku kue-kue kering. Lain lagi dengan kerupuk jeruju dari jenis mangrove Jeruju (Acantus ilicifolius). Sebelum diolah menjadi kerupuk yang gurih dan enak, daun jeruju terlebih dahulu dihilangkan durinya, di cuci bersih, giling halus bersama campuran rempah seperti bawang tanpa penyedap rasa. Warnanya yang hijau pupus muda adalah warna alami, penganan ini dapat bertahan sampai sebulanan. Kemudian sirup dari buah pedada atau mangrove jenis Perepat (Sonneratia alba). Setelah diolah, sirup dengan warna kekuning-kuningan dan rasa asem manis segar.