Tanaman Tradisional bagi Masyarakat Melayu Serdang Bedagai (Bagian IV)

Tongkat Ali

Sobat Ini Sergai Loh (ISL) mimin masih tetap kasih informasi buat kamu ya, Insya Allah bermanfaat.

Tongkat Ali atau juga dikenal dengan ‘Pasak Bumi’ (Latin: Eurycoma Longifolia) memiliki daun yang rimbun pada ujung batangnya. Biasanya tanaman ini tidak bercabang. Walaupun ada yang bercabang, cabangnya sebanyak satu atau dua cabang saja. Bunganya bersusun padat pada tangkai yang bercabang keluar dari pangkal daun. Daunnya berbentuk bujur tersusun secara berpasangan pada satu tangkai. Tangkai daun tersusun secara „spiral‟, seperti mengikuti pusingan jam. Tumbuhan ini dikenal dengan rasa pahit.

Masyarakat Melayu Serdang Bedagai (Sergai) menjadikannya sebagai salah satu tanaman obat, sebab pada tongkat ali memiliki khasiat yang baik yang tertumpu pada akar. Akar tongkat ali dipotong tipis-tipis lalu dijemur untuk dikeringkan beberapa hari. Akar tongkat ali yang telah kering direbus dengan tiga gelas air sehingga menjadi satu gelas. Cara ini adalah amalan yang digunakan penutur masyarakat Melayu Sergai untuk mendapatkan sari herba. Air rebusan tongkat ali ini terkenal berkhasiat untuk penggalak seks. Bahagian bunga, akar, dan daun tongkat ali dapat digunakan untuk merawat darah tinggi dan kencing manis. Tongkat ali juga banyak di jual di toko obat dan apotik, sehingga mudah dikonsumsi tanpa proses pembuatan yang panjang dan sulit dalam tatanan dimensi sosiologis.

Bagi masyarakat Melayu, tongkat ali terbagi tiga yaitu: a) tongkat ali kuning, b) tongkat ali hitam dan, c) tongkat ali merah. Jenisnya dapat dibedakan dari warna akarnya, selain dari rupa bentuk pokok itu sendiri. Nama lain dari tongkat ali adalah bedara pahit, bedara putih, hempedu pahit, payung ali, tongkat baginda, muntah bumi, petala bumi, tongkat rasul, dan setunjang bumi.

Khasiat tumbuhan ini terdapat pada daun, akar, dan bunga. sebab bagian dari tanaman tongkat ali yang bisa dijadikan obat tertumpu pada daun, akar, dan batang.

Kacip Fatimah/Rumput Fatimah

Kacip fatimah (Latin: Labisia Pumila Benth) adalah sejenis tumbuhan herba yang memunyai batang berkayu kecil. Tumbuhan ini membiak dengan dua cara, yaitu melalui biji benih dan keratan akar. Daun panjang, memunyai buah bertangkai warna merah di bahagian pangkal batangnya. Tanaman ini dapat digunakan sebagai minuman teh yang memiliki khasiat yang baik bagi kaum wanita.

Bagi masyarakat Melayu Sergai Kacip Fatimah memiliki beberapa khasiat yang baik bagi kaum wanita. Di antaranya kacip fatimah dapat meningkatkan libido (syahwat). Selain itu kacip fatimah sangat berkhasiat bagi wanita yang sedang hamil untuk memperlancar dan mempercepat proses kehamilan. Selain itu juga dapat membantu tenaga tambahan bagi wanita saat melahirkan. Dalam amalan perobatan tradisional masyarakat Melayu Sergai, daun kacip Fatimah yang direbus dapat digunakan untuk mandi. Hal ini berguna untuk menghilangkan dan membersihkan dalaman tubuh.

Dikarenakan manfaat kacip fatimah yang begitu meluas di kalangan wanita sehingga kacip fatimah masih digunakan sampai sekaran. Oleh karena itu masyarakat Melayu Sergai merawat, menjaga, dan melestarikan kacip fatimah agar tidak mengalami kepunahan. Kacip fatimah juga disajikan berbentuk kapsul yang bisa langsung diminum atau siap saji yang tersedia di apotek. Jadi memudahkan kita untuk mengkonsumsinya tanpa membuat ramuan-ramuan terlebih dahulu. Sinonim atau nama lain dari kacip fatimah adalah mata pelandok rimba dan bunga belangkas hutan.

Daun Seribu

Daun Seribu (Latin: Achillea Millefolium) berciri sangat sederhana, yaitu tingginya yang sekitar 45 cm, tidak berkayu, berbentuk bulat dan berbuku serta memiliki warna daun yang begitu hijau, lebar anak daun hanya 2 mm. Daunnya berbentuk majemuk bertulang menyirip dan bunganya terdapat pada ujung tanaman yang juga berbentuk majemuk. Konon tanaman ini merupakan herba rumput-rumputan yang berupa semak dan sering dianggap tanaman hama bagi para kalangan petani.

Bagian yang digunakan dari seribu sebagai obat tertumpu pada daun. Daun seribu direbus, setelah direbus daun ini disaring lalu diminum. Hal ini dibuat untuk meredakan nyeri haid. Untuk penyakit gangguan syaraf ini juga dilakukan hal yang sama. Bedanya daun seribu untuk penyakit gangguan syaraf, daun ini harus dikeringkan terlebih dahulu sebelum direbus. Kemudian direbus lalu disaring.

Daun menyirip pada masa vegetatif  karena batang belum muncul di atas tanah, lebar anak daun hanya 2 mm. Bunganya membentuk payung berwarna kemerahan atau putih, tabungnya berwarna kuning, pada saat berbunga tangkainya tumbuh cepat sehingga tampak ruasnya memanjang. Buahnya kecil-kecil dan kulit tidak pecah. (Berbagai sumber/ISL).

3.613 Views

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *