Mediacenter

Mangrove jadi Sirup? Di Sergai Bisa!

Hai..hai..sobat Ini Sergai Loh (ISL), kali ini kimin mau kasih info menarik loh..mangrove bisa jadi sirup? Yuk kita kepoin ya

Buah mangrove dapat diolah menjadi tepung dan beragam bahan pangan olahan seperti sirup, keripik, dodol, dan olahan makanan ringan lainnya. Produk olahan dari buah mangrove memiliki prospek yang bagus jika dapat diolah dengan standar mutu yang baik serta didukung oleh promosi yang baik. Dengan usaha menghasilkan produk pangan yang komersil diharapkan masyarakat dapat menambah kemampuan finansial untuk akses terhadap sumber pangan lainnya.

Dewasa ini pemanfaatan buah mangrove sebagai bahan pangan mulai banyak dilirik dan dianjurkan. Sudah tentu buah atau bagian lain tanaman mangrove yang dapat dikonsumsi tidaklah ditujukan sebagai makanan utama, melainkan lebih untuk tujuan penganekaragaman pangan. Selain untuk mengurangi konsumsi makanan pokok (beras, jagung dan sagu), hasil olahan dari buah mangrove yang berupa tepung dapat digunakan sebagai bahan baku untuk menggantikan terigu sebagai sumber karbohidrat. Dari berbagai jenis mangrove yang ada buah pedada atau Sonneratia caseolaris, dengan kandungan karbohidrat 19,66 % sangat potensial untuk diolah menjadi tepung.

Buah pedada banyak ditemui di daerah perairan payau yang merupakan tempat bertumbuhnya tanaman mangrove. Buah pedada merupakan buah yang bagian dasarnya terbungkus kelopak bunga, berbentuk bola, dan ujung buah tersebut bertangkai. Buah tersebut tidak beracun dan langsung dapat dimakan. Buah pedada memiliki rasa yang asam dan aroma yang khas yang menjadi daya tarik buah tersebut.

Pedada (Sonneratia caseolaris L.) merupakan salah satu penyusun hutan bakau yang berada di sepanjang pantai berlumpur yang mempunyai salinitas rendah dan merupakan wadah berkumpulnya kunang-kunang, selain itu tanaman ini menghasilkan buah yang dikenal dengan buah pedada dan nama internasionalnya yaitu Crabapple Mangrove. Morfologi dari buah pedada adalah buah terdiri dari bagian tangkai yang berada paling atas, kelopak, buah dan perpanjangan putik. Bentuk daun dari buah pedada adalah elips dengan ujung daun yang membulat, jumlah kelopak 6 dengan warna hijau yang mengkilap, warna buah hijau, kondisi buah pada saat masih dalam keadaan mentah, bentuk buah elips, susunan dari tulang daun menjari, benang sari berwarna merah dan renggang, diameter buah 6-8 cm, jumlah biji 800-1200 buah dan warna daging putih

Desa Sei Nagalawan yang terletak di daerah pesisir mempunyai kawasan hutan Mangrove yang salah satu penyusunnya adalah Pedada (Sonneratia caseolaris L.). Pemanfaatan buah Pedada ini pada masyarakat desa setempat banyak dijadikan sebagai bahan olahan pangan terutama sebagai Sirup. Usaha pengolahan sirup Pedada ini dimulai sejak 2012 oleh masyarakat desa demi menunjang pemasukan keluarga, usaha ini dibawahi oleh Koperasi Serba Usaha (KSU) di daerah tersebut.

Buah Pedada (Sonneratia caseolaris L.) sebagai salah satu hasil tanaman mangrove yang cukup banyak tumbuh di sana kini telah diberdayakan sebagai salah satu bahan olahan pangan oleh masyarakat setempat. Olahan bahan makanan ini banyak dibuat seperti keripik, tepung, dan bahkan sirup. Khususnya sirup Pedada, masyarakat setempat telah menjalankan unit usaha ini pada awal tahun 2012.

Dengan bantuan koperasi unit usaha setempat di bawah koordinasi Koperasi Usaha Nelayan, masyarakat tersebut berhasil mengembangkan usaha ini. Buah pedada tersebut dinilai sangat cocok untuk dibuat menjadi olahan sirup, walaupun rasa buah yang asam namun dengan teknik pengolahan yang baik akan dihasilkan produk yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Menurut Andriani, et al., (2015) Buah Sonneratia caseolaris memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis tanaman mangrove lainnya yaitu sifat buahnya tidak beracun, dapat dimakan langsung, rasa asam dan aroma yang khas serta tekstur buah yang lembut membuat buah Sonneratia caseolaris cocok diolah untuk dijadikan beberapa produk pangan seperti jenang, dodol, selai dan sirup.

Produksi sirup Pedada ini diawali oleh ibu-ibu nelayan dalam rangka membantu penghasilan suami selain dari hasil melaut. Dengan modal usaha seadanya, ibu-ibu nelayan ini mengolah buah Pedada tersebut menjadi sebuah produk sirup. Proses pembuatan yang terbilang sederhana dan tidak membutuhkan waktu yang lama menjadi satu alasan mengapa memilih produksi sirup pedada sebagai salah satu pekerjaan sampingan mereka. (Berbagai sumber / ISL).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Latest Posts