Optimisme Sektor Tani di Desa Lubuk Bayas

Kalau dilihat dari luasnya, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) memang dominan wilayah perkebunan. Ini bisa dilihat dengan hamparan kebun kelapa sawit yang menghijaukan banyak area di Sergai. Tapi tak berarti Sergai melulu hanya soal kebun. Di sini, sektor pertanian juga jadi andalan daerah, bahkan Sergai dikenal sebagai salah satu kabupaten yang jadi penyumbang pundi-pundi beras di Provinsi Sumatera Utara.

Adalah Lubuk Bayas, salah satu desa yang ada di Kecamatan Perbaungan, yang jadi tempat di mana padi bisa luas tumbuh subur.

Bisa dibilang, hampir seluruh area desa ditanami padi. Ini bukan tanpa alasan. Sektor persawahan yang baik ditunjang dengan irigasi yang baik sehingga bisa cukup jadi sumber air bagi areal sawah warga. Jadi tidak mengherankan kalau mayoritas warga di desa ini juga menumpukan pendapatan dari bercocok tanam padi.

Bahkan di desa ini, petani aktif membudidayakan beras organik. Mengutip dari situs pertanian.go.id, beras organik adalah varian beras yang tidak mengandung zat kimia berbahaya. Penggunaan pestisida kimia dan pupuk kimia dalam dalam budidaya padi organik diganti dengan pemakaian pestisida dan pupuk organik, sehingga pertanian organik tidak lagi mengandalkan pestisida kimia semata tetapi menggunakan pestisida hayati.

Di tengah masifnya penggunaan zat kimia dalam produksi sektor pertanian, tentu eksisnya jenis beras organik menjadi alternatif penting bagi mereka yang ingin mengkonsumsi bahan pangan yang lebih terjamin keamanan dan kesehatannya.

Di desa Lubuk Bayas sendiri sudah dibentuk komunitas atau kelompok tani padi organik yang dinamai Kelompok Tani Subur. Kelompok tani ini pun menjadi wadah yang mengakomodasi kebutuhan para petani yang memproduksi jenis padi organik. Ini terlihat dari Kelompok Tani Subur yang memiliki luas lahan tani yang cukup memadai. Tak cuma itu saja, Kelompok Tani Subur juga sudah memiliki fasilitas penjemuran dan penggilangan padi mandiri. Tentu saja dengan lengkapnya sarana tersebut, petani padi organik di Desa Lubuk Bayas mampu jadi kelompok tani yang produktif.  Ini juga didukung dengan situasi pasar yang sehat di mana permintaan akan padi organik yang sangat tinggi.

Bahkan di waktu-waktu tertentu, stok beras organik yang tersedia tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Lagi-lagi ini jadi bukti jika masyarakat sudah teredukasi akan manfaat beras organik sebagai salah satu alternatif pilihan bahan pangan.

 Menanggulangi tingginya permintaan, perluasan wilayah tanam padi organik menjadi salah satu solusi yang perlu dijajaki, apalagi Desa Lubuk Bayas sudah jadi ikon pertanian tingkat kabupaten.

Selain pengairan yang mendukung baiknya pengelolaan bidang pertanian di desa Lubuk Bayas, sinergis dengan sektor peternakan juga memperkuat hal itu, utamanya bagi keberlanjutan produksi beras organik. Di Desa Lubuk Bayas sendiri juga ada kelompok tani bagi para peternak sapi. Secara luas, kotoran ternak sapi bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi tumbuhan. Baik feses maupun urin sapi bisa dipakai oleh petani organik sebagai pupuk maupun pestisida bagi tanaman padi organik, sesuatu yang paling jelas membedakannya dengan tanaman padi konvensional yang masih mengandalakn bahan kimia.

Dukungan vital dari pemerintah daerah juga jadi alasan mengapa kelompok tani padi organik ini bisa eksis dengan langgeng. Pemkab Sergai lewat Dinas Ketahanan Pangan rajin mengalokasikan bantuan macam bentuk, terutama lewat pembinaan dan penyuluhan. Dukungan pemerintah ini juga didasari progam Pataya yang jadi unggulan Tanah Bertuah Negeri Beradat. Pataya atau singkatan dari “Pangan, Pariwisata, dan Budaya” tentu bertautan erat dengan sektor pertanian.

Dengan banyaknya faktor dan dukungan positif yang dimiliki tersebut, optimisme berkembangnya aspek pertanian, terutama padi organik, di Desa Lubuk Bayas makin tinggi. (Berbagai sumber/KAMI Sergai)

1.050 Views

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *