Ndaru, Kepercayaan Unik di Desa Mangga Dua

Tidak dapat dipungkiri, dewasa ini kepercayaan mistis masih belum tergerus oleh zaman dan masih dipercayai di banyak tempat. Tidak terkecuali di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Salah satu kepercayaan mistis yang masih dipercayai di Tanah Bertuah Negeri Beradat adalah “Ndaru”.

Seperti yang dibahas secara rinci dalam penelitian Agus Salim Hasibuan, Magic Dalam Pusaran Politik Masyarakat Jawa Terhadap Pemilihan Kepala Desa (Studi Deskriptif: Kepercayaan Masyarakat Jawa Terhadap Ndaru dan Danyang di Desa Mangga Dua).

Ndaru merupakan sebuah cahaya yang keluar dari rumah salah satu calon kepala desa menjelang pemilihan kepala desa. Ndaru ini merupakan anggapan masyarakat yang dapat memberikan arah atau sebagai petunjuk kepada masyarakat terkait dengan menjelang pemilihan Kepala Desa. Dengan kata lain bahwa ndaru ini sebagai rezeki yang diturunkan kepada seseorang yang pantas untuk memegang kendali kekuasaan. Dalam hal ini ndaru termasuk dalam pengelompokan konsep religi dimana gejala atau suatu peristiwa yang terjadi di alam.

Seperti di Kota Mojokerto bahwa seringkali para calon duduk di lapangan desa dan pulung melayang-layang di atas mereka untuk memilih orang yang paling murni.

Ndaru sudah menjadi kepercayaan masyarakat terkait dengan adanya pemilihan kepala desa berlangsung dan ndaru ini sendiri tidak dapat dikendalikan oleh manusia untuk mencapai tujuan tertentu seperti hal nya makhluk halus/ gaib. Berbeda dengan penafsiran lintasan cahaya yang datang di Kabupaten Subang salah satu dari pasangan calon mengalami hal aneh di rumahnya saat akan beristirahat. Sang istri dari pasangan calon tersebut tiba-tiba melihat sekelebat cahaya putih yang mondar-mandir di ruang tengah. Sang calon menganggap bahwa itu adalah kiriman santet dari salah satu paslon saingannya.

Setiap daerah memiliki sistem bagaimana cara yang dilakukan setiap paslon untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti hal-nya yang sudah dijelaskan dari uraian diatas bahwa kepentingan politik atau tujuan tertentu di zaman sekarang juga masih ada yang menggunakan dengan bantuan dukun. Bahwa konsep ndaru ini sendiri lebih merujuk kepada religi daripada ke konsep magic seperti yang sudah penulis jelaskan bahwa ndaru ini sendiri tidak dapat untuk dikendalikan oleh manusia melainkan ndaru ini sebagai anggapan manusia untuk mendapatkan suatu petunjuk terkait dengan pemilihan kepala desa.

Dalam Penelitian Agus Salim Hasibuan, tercantum beberapa wawancara terhadap masyarakat Mangga Dua dalam menyikapi fenomena Ndaru ini. Salah satunya H. Bakir (65). Menurut informan saat wawancara mengenai adanya tradisi masyarakat terhadap kehadiran ndaru dalam pemilihan kepala desa yang ada di Desa Mangga Dua, merupakan hal yang sudah sejak lama diyakini oleh masyarakat.

Bakir menjelaskan bahwa tradisi ini sudah ada secara turun-temurun. Ia mengatakan tidak semua orang dapat menyaksikan Ndaru pada saat Pilkades sehingga hanya orang tertentu saja yang dapat melihatnya. Hal ini, dikarenakan bahwa seseorang sudah memiliki penglihatan dengan makhluk gaib. Selain itu juga seseorang yang ingin melihat ndaru harus rela untuk tidak tidur menjelang proses keluarnya pada dini hari yang memunculkan tanda dengan adanya cahaya yang dapat mengelilingi Desa Mangga Dua dan singgah di rumah para Calon Kepala Desa.

Kehadiran ndaru sendiri dapat dilihat pada dini hari hingga menjelang salat subuh di rumah salah seorang Calon Kepala Desa yang nantinya akan menjadi seorang pemimpin. Jika ingin melihat ndaru seseorang tidak boleh tidur sampai ndaru tersebut terlihat. (Berbagai sumber / ISL). 

10.881 Views

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *