Kuliner Khas Melayu Sergai (Bagian II)

Lasidah

Lasidah (Rasidah) merupakan kuliner masyarakat Melayu yang memiliki rasa yang khas. Untuk membuat kuliner ini, diperlukan alat dan bahan yaitu topung roti, gulo puteh, bawang merah, minyak makan dan loyang. Masyarakat Melayu Sergai memasak dan mengkonsumsi kuliner ini khususnya pada acara seperti syukuran ataupun acara panggil makan yaitu anak mantu memberikan kue lasidah ini kepada mertua. Rasanya manis dan beraroma wangi yang dihasilkan oleh taburan bawang goreng.

Lempeng Torak

Lempeng torak merupakan jenis makanan masyarakat Melayu yang terbuat dari topung boras, gulo puteh, kelapo, garam, daun pisang, dan buloh. Sayangnya, kuliner lempeng torak sudah mulai hilang. Masyarakat Melayu sudah tergolong jarang memasak dan mengkonsumsi kuliner ini, kecuali pada acara tertentu seperti pada acara seratus hari yaitu peringatan seratus hari ketika ada kerabat yang sudah meninggal dunia. Pada acara ini, tidak hanya lempeng torak yang disajikan, tetapi berbagai macam kue-kue khas Melayu seperti kue dangei, kue lasidah, dan lain-lain, serta berbagai buah-buahan.

Margat

Margat atau yang biasanya dikenal dengan sebutan ‘kolang kaling’ merupakan kuliner masyarakat Melayu yang terbuat dari buah pohon aren. Kuliner ini memiliki rasa yang manis sama halnya dengan halwa. Adapun bahan untuk membuat kuliner ini adalah aye, margat, gulo puteh, kaen puteh, dan toples. Masyarakat Melayu masih memasak dan mengkonsumsi kuliner ini khususnya pada Hari Raya Idul Fitri. Margat punya rasa manis yang dihasilkan dari gulo puteh, sehingga memberikan kelezatan bagi yang mengkonsumsi.

Pongat ‘Kolak’

Pongat merupakan kuliner masyrakat Melayu yang memiliki rasa manis dan lemak. Bahan yang biasa digunakan untuk membuat makanan ini yaitu pisang abu, gulo merah, garam, pandan, dan kelapo. Masyarakat Melayu Sergai masih memasak dan mengkonsumsi kuliner ini khususnya jika mengadakan acara seperti syukuran, maupun sebagai takjil pada bulan suci Ramadhan. Masyarakat Melayu Sergai banyak yang tinggal di kawasan pantai sehingga banyak tumbuhan kelapo disekitar lingkungan mereka karena kelapo merupakan tumbuhan yang hidup tepi laut. Oleh karena itu, kuliner yang memiliki rasa lemak ini didapat dari kelapa yang merupakan tumbuhan yang hidup di lingkungan tempat tinggal mereka.

Roti Jalo

Roti jalo berasal dari kata roti ‘roti’ dan jalo ‘jala’. Kuliner ini dinamakan roti jalo karena bentuknya yang menyerupai jala yaitu sebuah jaring sebagai alat penangkap ikan. Roti ini terdiri dari beberapa bahan baku, yaitu tepung roti, aye, kontang, udang, ketumbar, cabai koring, jahe, lengkuas, bah koras.

Sombam Bantut

Sombam bantut merupakan kuliner khas Melayu yang berasal dari kata sombam ‘panggang’ dan bantut ‘bantut’. Kuliner ini memiliki rasa yang khas, berbeda dengan ikan panggang biasanya karena menggunakan kelapo sodang atau kelapa yang tidak terlalu tua dan bumbu-bumbu lain sebagai isi dalam perut ikan. Bahan untuk membuat sombam bantut ini yaitu antara lain cabe, bawang, jahe, kunyit, ketumbar, lengkuas, sorai, asam sundai, dan garam.

Tempoyak Durian

Tempoyak durian merupakan jenis kuliner masyarakat Melayu dengan bahan dasar durian. Kuliner ini memiliki rasa yang unik. Tempoyak durian biasanya dimakan dengan nasi setelah dimasak dengan bahan-bahan seperti cabe merah ditambah dengan sedikit garam dan gulo puteh. Karena rasanya yang unik, tidak semua orang menyukai rasa dari masakan ini. Kuliner ini khas dengan rasa asam dari durian yang diperam dengan waktu yang lama, dimasak dengan cabai, dan akhirnya dibungkus dengan daun pisang. (Berbagai sumber / ISL).

1.640 Views

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *