Mediacenter

Tari Inai: Tarian Melayu pada Malam Berinai Sebelum Pernikahan

Tari Inai adalah salah satu warisan budaya Melayu yang kental dengan nilai-nilai tradisional dan religius. Tarian ini biasanya ditampilkan pada malam berinai sebelum acara pernikahan sebagai bagian dari rangkaian upacara adat Melayu. Tari Inai memiliki keunikan dalam tata cara penyajiannya yang membuatnya menjadi tontonan yang menarik dan sarat makna.

Sejarah dan Asal-usul Tari Inai

Awalnya, Tari Inai ditarikan oleh satu orang secara tunggal. Dalam pertunjukannya, penari tampil bergantian antara satu penari dengan yang lain. Namun, seiring berjalannya waktu dan untuk menyesuaikan dengan keterbatasan waktu yang ada, Tari Inai kini sering kali ditarikan secara bersama-sama. Di Serdang Bedagai, misalnya, Tari Inai bisa ditarikan oleh dua hingga empat orang penari, tergantung pada tempat, waktu, dan biaya yang tersedia.

Jumlah penari tidak terbatas, dan fleksibilitas ini diterapkan untuk menghemat biaya dan waktu. Biasanya, Tari Inai ditarikan oleh laki-laki karena gerakannya yang berakar dari silat, sehingga tingkat kesulitannya cukup tinggi dan sulit dikuasai oleh wanita. Selain itu, alasan religius dalam syariat Islam yang melarang wanita untuk menari juga menjadi pertimbangan utama.

Properti dalam Tari Inai

Pada Tari Inai di Serdang Bedagai, properti yang digunakan adalah rumah inai. Masing-masing penari memegang dua rumah inai di tangan kanan dan kiri. Rumah inai adalah benda yang langka dan hanya dapat dilihat saat Tari Inai berlangsung. Rumah inai terbuat dari kayu kapuk (kabu-kabu) yang panjangnya sekitar 20 cm. Pada sisi kayu, ditempelkan daun bunga cempaka (kantil) dan di sela-sela daun tersebut diletakkan inai yang sudah ditumbuk halus. Lilin kecil juga ditempelkan di atas rumah inai yang telah dilubangi. Makna lilin tersebut adalah sebagai lambang kehidupan. Jadi, ketika menari Inai, diusahakan lilin yang berada di rumah inai tidak boleh padam. Selain dari kayu kapuk, rumah inai juga bisa dibuat menggunakan pelepah nipah (daun yang dipakai sebagai atap rumah).

Tata Cara Penyajian Tari Inai

Pada saat pertunjukan, Tari Inai ditarikan di depan pengantin. Sebelum tarian dimulai, properti rumah inai terlebih dahulu diletakkan di depan pengantin. Setelah tari Inai selesai ditampilkan, rumah inai kembali diletakkan di depan pengantin sebagai simbol kebersamaan dan doa restu.

Musik Pengiring

Musik pengiring pada Tari Inai terdiri dari patam-patam yang menggunakan dua gendang seramah dua sisi. Namun, seiring waktu, lebih sering digunakan gendang Melayu satu sisi, serunai Melayu, tawak-tawak (tetawak), gong, dan calempong. Calempong, yang dalam budaya Minang disebut talempong, digunakan sebagai pengiring tari Inai. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh budaya Minang dalam Tari Inai. Meski begitu, penggunaan gong dan calempong sudah jarang terlihat dalam pertunjukan modern. Durasi musik pada Tari Inai tidak ditentukan, tergantung kondisi penari dan pemusik yang saling mengisi. Namun, untuk mempersingkat waktu, biasanya tarian ini ditampilkan selama sekitar 4 menit.

Pakaian Penari Tari Inai

Baju Baju yang digunakan dalam Tari Inai di Serdang Bedagai adalah baju kecak musang, yang biasa juga disebut baju teluk belanga. Baju kecak musang umumnya memiliki leher dengan kerah tegak (kerah Shanghai) dan berkancing tiga di bagian tengah. Baju ini berlengan panjang dan berwarna merah. Bahan yang digunakan untuk baju adalah kain satin yang lembut dan mengkilat agar memperlancar gerakan tari.

Celana Panjang Celana yang digunakan adalah celana panjang berwarna merah. Celana ini besar dan longgar sehingga dapat mempermudah gerakan penari. Celana ini juga menggunakan ban karet di pinggangnya untuk kenyamanan dan fleksibilitas.

Sesamping Sesamping adalah kain yang berada di antara pinggang sampai lutut. Biasanya, sesamping menggunakan kain songket. Warna songket yang digunakan adalah putih dengan motif benang emas, menambah keanggunan penampilan penari.

Destar Destar merupakan pelengkap yang dikenakan di kepala, berbentuk segitiga. Destar yang digunakan berwarna merah dan cara pemakaiannya adalah diikat ke belakang kepala, menambah keanggunan dan keunikan penampilan penari.

Tari Inai adalah representasi kekayaan budaya Melayu yang masih dilestarikan hingga kini. Tarian ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarat dengan makna religius dan tradisi yang mendalam. Penyajiannya yang khas dan musik pengiringnya yang unik menjadikan Tari Inai sebagai salah satu bentuk seni yang layak untuk terus dilestarikan dan dikenalkan kepada generasi mendatang. Di Serdang Bedagai, Tari Inai tetap menjadi bagian integral dari upacara adat pernikahan, mencerminkan kekayaan budaya dan warisan leluhur yang tetap hidup dalam setiap gerakan dan irama musiknya. Pakaian yang digunakan dalam tarian ini menambah keindahan dan keanggunan pertunjukan, menjadikannya sebuah tontonan yang memukau dan penuh arti. (Berbagai sumber/MC Sergai/Ini Sergai Loh).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Latest Posts