Melinjo, Hasilkan Rupiah dan Tingkatkan Perekonomian

            Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) adalah kabupaten yang termasuk dalam negara agraris yang berpotensi cukup besar untuk mengembangkan potensi daerah dalam menunjang pembangunan ekonomi nasional.

            Kabupaten Sergai yang sering juga orang menyebutnya dengan Kabupaten Tanah Bertuah Negeri Beradat juga perlu melakukan strategi pengembangan khususnya pada sektor pertanian. Hal ini disebabkan karena adanya sumber daya bagi pertanian diantaranya keragaman iklim, potensi lahan, sumber daya manusia, dan kemampuan pengelolaan sumber daya.

            Pentingnya pengembangan dalam sektor pertanian agar terciptanya lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk Sergai, sumber pendapatan rumah tangga, sebagai sumber penghasil bahan pangan dan bahan baku bagi sektor lain, serta menjadi penghasilan tambahan bagi para ibu rumah tangga.

            Kali ini mimin akan membahas tentang melinjo yang sangat penting bagi pendapatan rumah tangga kita, meski melinjo ini bisa di katakan biji murahan tapi jangan salah arti ya sobat mimin. Biji murahan ini bisa menghasilhan rupiah yang menggiurkan loh.

            Melinjo berbentuk pohon dan memiliki batang yang lurus. Melinjo atau belinjo (Gnetum gnemon Linn) adalah suatu spesis tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal dari Asia Tropik, Melanesia, dan Pasifik Barat. Melinjo dikenal dengan nama meninjo (bahasa makassar), ku’lang (bahasa selayar), belinjo, mlinjo (bahasa jawa). Melinjo banyak ditanam di pekarangan rumah sebagai peneduh atau pembatas pekarangan dan terutama dimanfaatkan buah dan daunnya. Potensi ekonomi tanaman melinjo cukup besar dan kegunaannya sangat luas. Selain daun dan buahnya yang bisa di olah menjadi masakan rumahan, biji melinjo juga dapat diolah menjadi emping terutama untuk dibuat panganan keripik.

            Emping adalah cemilan yang terbuat dari biji melinjo. Emping merupakan makanan wajib atau pengganti kerupuk untuk teman makan-makanan berat seperti bakso, soto, dan lain sebagainya. Namun, emping juga bisa dikreasikan menjadi makanan yang nilai jualnya mahal lo, serta tidak terlihat kampungan.

            Dilansir dari akun kompasiana.com, didesa Bangun Rejo , Dolok merawan, Kabupaten Sergai, Sumatera Utara, para ibu-ibu kreatif membuat inovasi yaitu emping dengan variasi yang lagi diminati di zaman sekarang, misalnya mereka menginovasi emping menjadi berbagai rasa seperti rasa keju, rasa jagung bakar, rasa balado, rasa rumput laut dan lain sebagainya.

            Didaerah bangun Rejo, para ibu-ibu sangat memperhatikan inovasi mereka, selain membuat variasi yang beragam mereka juga membuat packingan keripik emping mentah dan matang agar menjadi lebih menarik. Dengan kreativitas ini mereka dapat menghasilkan uang dan membantu kebutuhan rumah tangga mereka.

            Banyak mitos yang mengatakan bahwa melinjo dapat menyebabkan kenaikan asam urat (hiperurisemia) yang signifikan. Hal ini benar karena melinjo mengandung purin. Peningkatan asam urat terjadi karena gangguan metabolisme purin dan asupan purin tinggi dari makanan secara berlebihan. Namun, apabila tidak dikonsumsi secara berlebihan dan cara pengolahannya benar tidak akan menyebabkan asam urat. Konsumsi berlebihan dan minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng emping hasil olahan melinjo tersebut yang menyebabkan kadar asam uratnya meningkat. Jadi, bukan melinjo itu sendiri yang menyebabkan asam urat, karena apabila disiapkan dalam bentuk makanan lain tanpa minyak dan tidak dikonsumsi secara berlebihan tidak akan menyebabkan peningkatan asam urat.

            Nah, sobat ISL bagaimana apakah kamu tertarik untuk memulai bisnis atau memproduksi emping yang harganya lumayan tinggi. Ayo kita manfaatkan biji melinjo yang ada di sekitarmu, agar tak terbuang sia-sia dan  bisa menghasilkan rupiah. (Berbagai sumber/ISL).

2.579 Views

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *