Ubi Kayu, Salah Satu Sumber Pangan Lokal di Sergai

Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) merupakan daerah yang tropis dan tentunya memiliki ragam potensi yang dapat dimaksimalkan. Selain itu Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten induk Deli Serdang ini memiliki berbagai sumber pangan lokal yang tersedia selain padi (beras).

Adapun sumber pangan yang dapat dimanfaatkan antara lain; ubi kayu, ubi jalar, pisang, jagung, sukun, sagu, keladi dan lainnya. Namun, yang paling banyak kita jumpai di Kabupaten Tanah Bertuah Negeri Beradat potensi tanaman ubi kayu. Sebutan lainnya adalah singkong (Manihot utilissima atau Manihot esculenta crantz) yang juga dikenal dengan nama Ketela Pohon atau Ubi Kayu adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.

Dilansir dari https://distan.bulelengkab.go.id, Umbi dari tanaman singkong dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Di Indonesia, singkong ditanam secara komersial pada sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil melalui Kebun Raya Bogor.

Pada tahun 1914-1918 saat terjadi krisis pangan di Indonesia, singkong mulai menduduki posisi pangan pokok alternatif selain beras dan jagung. Ubi kayu atau singkong sangat diminati sebagai pengganti dari makanan pokok kita yaitu nasi karena singkong memang mengandung cukup tinggi kalori dan sumber energi yang baik. Dalam perkembangannya, singkong kini telah banyak dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam penganan, atau diambil patinya untuk berbagai macam keperluan.

Berbagai macam manfaat ubi kayu untuk kesehatan tubuh cukup beragam, seperti berikut :
1) Sumber energi;

Singkong rendah lemak dan 0 kolesterol, namun ia cukup tinggi kalori, bahkan hampir dua kali lipat kalori daripada kentang.

 2) Mengandung Serat dan 0 kolesterol

Mengonsumsi makanan yang tinggi serat akan sangat bermanfaat untuk kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, dan membantu pencernaan. Rendahnya lemak dan kolesterol, yang ditambah dengan kandungan serat, membuat singkong juga baik untuk mencegah resiko obesitas;

 3) Mengandung protein

Singkong sangat rendah lemak, juga lebih rendah protein jika dibanding dengan sereal dan kacang-kacangan. Meskipun demikian, makanan yang murah meriah ini mengandung lebih banyak protein, jika dibandingkan dengan sumber makanan lainnya seperti ubi, kentang, pisang, dll. Protein tertinggi terutama terdapat dalam daun singkong yang juga tinggi manfaatnya bagi kesehatan;

 4) Bebas gluten

Seperti halnya umbi-umbian lain, ubi kayu juga bebas gluten. Pati singkong yang bebas gluten digunakan sebagai makanan khusus untuk pasien penyakit celiac dan autism;

 5) Sumber vitamin K

Vitamin K berperan potensial dalam membangun massa tulang dengan cara mempromosikan aktivitas osteotrophic dalam tulang. Selain itu, vitamin ini juga berguna dalam pengobatan pasien penyakit Alzheimer dengan cara membatasi kerusakan saraf di otak;

 6) Sumber vitamin B

Singkong merupakan sumber yang cukup baik dari beberapa vitamin B-kompleks, seperti folat, thiamin, piridoksin (vitamin B – 6), riboflavin, dan asam pantotenat. Vitamin B Kompleks adalah vitamin esensial yang harus diperoleh setiap hari dari makanan, yang sangat penting bagi kesehatan secara menyeluruh;

 7) Magnesium dan Tembaga

Makan Singkong akan membantu Anda untuk mendapatkan asupan magnesium dan tembaga lebih banyak lagi.

Efek samping mengonsumsi ubi kayu minim tergantung pada proses pengolahan karena ubi kayu termasuk makanan mengandung racun, jika tidak diproses dengan benar dari mentah menjadi bahan siap olah, maka ubi kayu bisa memicu mual dan muntah, bahkan kerusakan hati hingga kematian.

Ubi kayu tertentu mengandung senyawa beracun alami yang bernama glikosida sianogen linamarin dan metil-linamarin. Namun mengupas ubi kayu akan mengurangi kandungan sianida, pengeringan matahari dan perendaman, perebusan akan menguapkan senyawa ini, yang membuatnya aman untuk dikonsumsi manusia. Menkonsumsi singkong mentah dapat keracunan sianida dengan gejala seperti muntah, mual, pusing, sakit perut, sakit kepala, dan bahkan kematian. Secara umum, kandungan sianida secara substansial lebih tinggi di bagian luar dan kulit.

Jangan mengambil singkong yang telah lama disimpan, dengan ditandai dengan garis-garis atau perubahan warna pada ujung yang menjadi keabu-abuan. Jangan mengkonsumsi jenis singkong yang lebih tinggi kandungan racunnya, yaitu jenis ungu atau yang juga disebut singkong genderuwo. Jadi, belilah ubi kayu hanya pada pedagang yang terpercaya. Mengkonsumsi singkong secara monoton dapat mengakibatkan kondisi kronis seperti neuropati ataxic tropis (TAN) dan diabetes mellitus. 

Mengutip pernyataan Kadis Pertanian Kabupaten Sergai, Dedy Iskandar dari laman tabloidsinartani.com yang menyebut jika sedikitnya ada dua kecamatan yakni Perbaungan dan Pegajahan sebagai penghasil ubi kayu. Namun produksinya tidak semua dijual ke pabrik tapioka, tapi Sebagian masyarakatnya menjadi pengrajin mie rajang dan juga opak serta berbagai olahan ubi lainnya.

“ Di Kabupaten Sergai sebagai besar lahan daratnya ditanam ubi kayu, berada di 17 kecamatan. Namun yang terbesar berada di Kecamatan Sei Rampah, Dolok Masihul, Tebing Syahbandar dan Pegajahan. Setidaknya ada 10 pabrik pengolahan ubi kayu,” terangnya.

Di Kabupaten Sergai, luas baku lahan sawah  sebesar 31.248 ha. Sedangkan areal perkebunan sawit rakyat sekitar 11.996.70 haDari areal pertanian sawah itu, selesai tanam padi umumnya petani ada yang menanam jagung dan lainnya. Sedangkan di lahan tegalan petani biasanya menanam ubi kayu. Ada juga areal perkebunan sawit rakyat yang ditanami ubi kayu, kata Dedy seperti yang dikutip dalam tabloidsinartani.com. (Berbagai sumber/ISL).

4.989 Views

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *